Catatan Reportase :
Dari Pemilu Amerika : George
Bush atau Al Gore? (12)
New Orleans, 12/11/00 - 11:00 PM (13/11/00 - 12:00
WIB)
Sejarah Amerika akan mencacat, bahwa ini adalah
pemilihan presiden Amerika paling ora karu-karuan (paling liar, kata
majalah Time). Setidaknya jika dibandingkan dengan pemilihan presiden yang
hampir dapat dikatakan selama ini selalu berjalan mulus, demokratis, dan menjadi
kebanggan Amerika sepanjang sejarahnya.
Pemilih dari kabupaten West Palm Beach menuntut
diadakannya pemilihan ulang akibat cetakan kartu suara yang dianggap
membingungkan sehingga mereka mengatakan suara yang seharusnya untuk Al Gore,
jadi lari ke Pat Buchanan. Kubu Al Gore meminta diadakan penghitungan ulang
dengan tangan. Kubu George Bush tidak mau kalah akan maju ke pengadilan agar
pemilihan ulang tidak dilakukan. Masih ditambah kemungkinan Bush akan juga
menuntut diadakan penghitungan ulang di beberapa negara bagian lain dimana Bush
kalah tipis dari Gore.
Hari Sabtu kemarin, penghitungan ulang di West Palm
Beach sudah dilaksanakan di empat TPS (precinct) yang mencakup jumlah kartu
suara sebanyak 1% dari total kartu suara di wilayah itu. Hasilnya, kini Bush
unggul tipis 288 suara atas Gore. Tapi perjalanan masih panjang, pergerakan
jumlah suara masih akan terus berubah.
Untuk menghitung 1% (sekitar 4.500) kartu suara saja
diperlukan sekitar 9 jam, karena setiap kartu suara harus diteliti dan disaksikan
oleh semua pihak di badan pemeriksa sebelum dinyatakan sah atau tidak. Nah,
kalau kemudian akan dilanjutkan dengan menghitung seluruhnya 100% dari kartu
suara West Palm Beach, entah berapa ratus jam lagi diperlukan. Benar-benar
pekerjaan yang tidak akan mengenal jam atau hari istirahat. Buktinya Sabtu dan
Minggu, siang dan malam, CNN selalu melaporkan perkembangannya secara langsung.
Artinya, kegiatan tidak berhenti.
Untuk menghitung ulang secara manual tentu tidak
mudah dan tidak cepat. Diawali dengan adu pendapat bagaimana cara menentukan
sebuah kartu suara yang berupa kertas komputer yang “dicoblos” itu sah atau
tidak. Penghitungan suara dengan tangan inipun kemudian disepakati dengan
menerapkan kriteria ala kampung. Setiap kartu suara ditrawang (dihadapkan)
ke sinar matahari, jika ada sinar yang tembus, berarti sah.
Eh, sekitar seperempat jalan, para petugas pemeriksa
berubah pikiran. Kriteria diubah berdasarkan jenis lubangnya (lha wong
lubang saja kok ada jenisnya). Lubang di kartu suara (yang disebut chad)
yang berbentuk segi empat dikategorikan berdasarkan 5 kategori : lubang yang
hanya sobek di satu sudutnya, dua sudutnya, dan tiga sudutnya. Ketiga jenis
lubang ini sah. Dua kriteria lagi yang tidak sah adalah “coblosan” yang hanya
menghasilkan kehamilan (pregnant), maksudnya tidak tembus dan yang hanya cekung
saja atau terlipat.
Ada-ada saja. Ya, tapi aturan tentang kriteria ini
memang pernah dibuat dan disetujui oleh Badan Pemeriksa kabupaten Palm Beach
pada tahun 1990. Karena aturan kriteria diubah, maka terpaksa suara yang tadi
sudah diteliti dan dihitung ulang, perlu diteliti lagi. Tak terhindarkan lagi,
“cara bodoh” perhitungan suara di jaman komputer ini akhirnya memakan waktu
seharian. Celakanya, sebanyak 420.000 kartu suara akan dihitung ulang dengan
cara yang sama. Lha, rak modar tukang hitungnya………..
Tapi memang begitulah, prosedur yang kini sedang
diterapkan di Palm Beach. Belum lagi masih ada tiga kabupaten lainnya yang juga
melakukan penghitungan ulang secara manual. Ini baru di negara bagian Florida,
belum di negara bagian lainnya. Ternyata di negara bagian Oregon yang
penghitungan suaranya belum tuntas, juga berlaku peraturan yang hampir sama.
Jika margin suara antara kedua kandidat utama kurang dari seperlima persen,
maka “otomatis” akan dilakukan penghitungan ulang dengan tangan.
Selain itu, kalau tuntutan Bush untuk menyetop
penghitungan ulang di Florida tidak berhasil, Bush sudah ancang-ancang untuk
mengajukan permintaan penghitungan ulang suara di negara bagian Iowa dan Winconsin.
Di kedua negara bagian ini selisih kemenangan Gore terhadap Bush memang cukup
tipis, hanya saja di sana tidak ada aturan yang meng-otomatis-kan penghitungan
ulang seperti di Florida.
Sebenarnya Bush merasa “tidak senang” dengan acara
penghitungan ulang di Florida yang dikhawatirkan akan membawa kerugian terhadap
jumlah kemenangan suaranya sementara ini. Akan tetapi sebagai Gubernur negara
bagian Texas, ternyata Bush pernah menandatangani peraturan di wilayahnya pada
tahun 1997 yang mengatakan bahwa perhitungan dengan tangan adalah cara terbaik
untuk memastikan pandangan yang sebenarnya dari para pemilih.
Selain kontroversi di beberapa wilayah negara bagian
di atas, masih ditambah lagi di wilayah negara bagian New Mexico. New Mexico punya
aturan berbeda lagi. Beberapa hari sebelum hari pemilu, di tempat-tempat
strategis seperti di Mall, sudah ditempatkan kotak suara bagi pemilih yang
sekiranya saat hari pemilu tidak berada di tempat, dapat menyalurkan haknya
lebih awal. Celakanya lagi, pada saat penghitungan suara beberapa hari yll.
dilaporkan ada kotak suara yang hilang, tetapi kini ditemukan kembali tersimpan
di gudang. Tentu saja, ini mengundang tanda tanya.
Pendeknya, hari-hari ini Amerika masih akan sibuk
dengan urusan pemilihan presiden barunya. Diperkirakan hingga akhir Nopember
bahkan pertengahan Desember masih akan diramaikan dengan menyelesaikan berbagai
kontroversi. Padahal pada tanggal 18 Desember akan diadakan sidang dari para
wakil negara bagian yang berada dalam lembaga Electoral College yang nantinya
akan memilih presiden. Setiap negara bagian akan mengirimkan wakilnya sebanyak
jatah suara (electoral vote) dan diwakili oleh partai yang menang.
Bagaimana rakyat Amerika memandang semua kejadian
ini? Dari jajak pendapat CNN, agaknya masyarakat yang tinggal di luar wilayah
Palm Beach sudah tidak sabar lagi dengan berbagai kontroversi ini. Umumnya
mereka menginginkan tidak perlu ada penghitungan ulang, agar soal pemilihan
presiden segera tuntas, entah siapa yang akan jadi presiden nanti.
Agaknya kali ini penantian rakyat Amerika masih
cukup panjang untuk mengetahui siapa presiden barunya. Masyarakat boleh saja
tidak sabar dan malah cenderung “tidak perduli”, tapi yang pasti kejadian ini
telah menjadi komoditi yang bernilai ekonomis bagi media massa. Berita-berita
“Election 2000” adalah komoditi yang mempunyai harga jual tinggi sebagai acara entertainment.-
Yusuf Iskandar
[Sebelumnya][Kembali][Berikutnya]